Inilah Sejarah Hari Natal Yang Dapat Anda Ketahui Saat Ini

Dian Hadi Saputra Desember 13, 2022

Inilah Sejarah Hari Natal Yang Dapat Anda Ketahui Saat Ini – Kata Natal berasal dari bahasa Portugis yang berarti kelahiran. Natal adalah hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek religius dan non-religius.

Beberapa tradisi Hari Natal yang berasal dari Barat antara lain pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga dan cerita tentang Santa Klaus atau Sinterklas.

Sejarah Hari Natal

Perayaan Hari Natal baru dimulai sekitar tahun 200 Masehi di Alexandria (Mesir). Teolog Mesir menunjuk pada tanggal 20 Mei tetapi ada juga tanggal 19 atau 20 April. Di tempat lain perayaan berlangsung pada tanggal 5 atau 6 Januari; juga di bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru pada abad ke-5 perayaan itu diterima secara luas.

Perayaan Malam Natal 24 Desember

Karena pada awalnya malam Hari Natal merupakan hari raya keagamaan bagi umat Katolik, maka hari itu ditetapkan sebagai hari libur resmi. Gereja-gereja mengadakan perayaan malam itu. Mereka mengadakan prosesi keagamaan di gua Natal (replika kandang domba tempat Yesus Kristus lahir, yang telah dihiasi patung Yesus, Mariam, Yusuf, gembala) sambil menyanyikan lagu-lagu Natal.

Di Eropa, konon ada tradisi tersendiri pada perayaan Natal, dimana orang dewasa meminum eggnog, sejenis susu telur madu, yang merupakan campuran krim, susu, gula, telur kocok dan brandy (sejenis minuman beralkohol). Dikatakan bahwa pada Malam Natal, Sinterklas mengendarai kereta luncur penuh hadiah, ditarik oleh delapan rusa kutub. Sinterklas kemudian terbang menembus awan untuk mengirimkan hadiah kepada anak-anak di seluruh dunia.

Perayaan Natal 25 Desember

Kalender Masehi menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari raya keagamaan umat Kristiani dan Katolik, sehingga hari tersebut ditetapkan sebagai hari libur resmi. Namun, umat Kristiani saat ini merayakan Hari Natal dengan berangkat dari hakikatnya, yaitu merayakan anugerah terbesar yang diberikan Tuhan, yaitu kedatangan “Juru Selamat” Sang Raja Damai ke dunia.

Baik mitos maupun dongeng maupun sejarah bukanlah inti dari Natal. Karena sejarah akan selalu melahirkan polemik dan pro kontra. Bersyukur atas anugerah dan meneladani Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Contoh Tradisi Natal

Banyak dari tradisi perayaan khusus di Barat ini merupakan perkembangan selanjutnya dengan menyerap unsur-unsur dari berbagai budaya.

Pohon Natal

Pohon Natal di gereja atau di rumah mungkin ada hubungannya dengan tradisi Mesir kuno, atau Ibrani. Ada juga yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden. Namun di Eropa pra-Kristen ada tradisi mendekorasi pohon dan menempatkannya di dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Cahaya” modern berkembang dari Jerman pada abad ke-18. Kebiasaan memasang pohon natal sebagai hiasan umumnya terbuat dari pohon cemara.

Kartu Natal

Tradisi pengiriman kartu ucapan khusus ini dimulai pada tahun 1843 oleh John Callcott Horsley dari Inggris. Biasanya dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan kisah kelahiran Yesus Kristus dan disertai tulisan seperti Selamat Natal dan Tahun Baru. Saat ini, orang menggunakan teknologi informasi (email) untuk mengirim kartu Natal elektronik, bahkan melalui SMS dan obrolan lainnya.

Sinterklas

Dalam rangka merayakan Natal juga dikenal tradisi Sinterklaas di Indonesia yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada tanggal 6 Desember ini, kini dikenal sebagai Sinterklas (atau Sint Nicholas), seorang legenda, yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam hari dengan kereta luncur terbang menarik beberapa rusa kutub membagi hadiah.

Saint Nicholas yang sebenarnya berasal dari kota Myradan diyakini hidup pada abad ke-4 Masehi. Dia terkenal karena kebaikannya dalam memberikan hadiah kepada orang miskin. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman) ia digambarkan sebagai uskup berjanggut dalam jubah resmi uskup, namun kemudian gambar ini menyebar ke seluruh dunia dengan penambahan sejumlah atribut, seperti topi dan sebagainya .

Ada pemerhati agama yang menyatakan bahwa Sinterklas sebenarnya adalah simbol sekuler dalam kekristenan yang benar-benar tidak ada referensi Alkitabnya, dan dikomersialkan sedemikian rupa sehingga simbol Sinterklas diupayakan lebih populer.

Kelompok Puritan

Wajah sekuler Natal pernah ditentang oleh kaum Kristen Puritan di Inggris pada tahun 1647. Untuk menghilangkan unsur-unsur yang tidak alkitabiah, Inggris yang saat itu dikuasai oleh Parlemen Puritan bahkan melarang perayaan Natal. Mereka mengira perayaan Natal hanyalah festival kepausan yang tidak ada pembenarannya di dalam Alkitab. Akhirnya kaum Puritan di Inggris menggantinya dengan hari puasa.

Demikian ulasan artikel tentang Inilah Sejarah Hari Natal Yang Dapat Anda Ketahui Saat Ini, semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar