Mengenali Sejarah Dan Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia

Dian Hadi Saputra Desember 15, 2022

Mengenali Sejarah Dan Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia – Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang di Indonesia diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid ini jika diartikan dalam bahasa arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang dalam masyarakat Islam jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Pada hakekatnya, peringatan ini merupakan ungkapan kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Tahun ini, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 19 Oktober. Hari itu ditetapkan sebagai hari libur nasional. Namun hari raya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bergeser menjadi 20 Oktober.

Maulid atau Milad dalam bahasa Arab berarti kelahiran. Artinya, Maulid Nabi dimaksudkan untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW yang selalu dilaksanakan setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Pada hakekatnya, tradisi Maulid Nai bukan sekedar pengingat sejarah bagi umat Islam. Namun juga sebagai pengingat bagi umat Islam dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi bagi seorang muslim.

Maulid Nabi diketahui pertama kali dirayakan pada masa Khalifah Mu’iz li Dinilah. Sayangnya, perayaan tersebut sempat dilarang pada masa kepemimpinan Al-Afhdal bin Amir al-Juyusy. Kemudian, hajatan kembali dilakukan saat Salahuddin Al-Ayyubi berkuasa. Namun sumber lain mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan pada masa pemerintahan Khalifah Mudhaffar Abu Said.

Saat itu, khalifah sedang mencari cara untuk membangkitkan kepahlawanan umat Islam yang berperang melawan Genghis Khan. Bahkan, perayaan Maulid Nabi digelar selama 7 hari 7 malam untuk menunjukkan kehebatan umat Islam dan daerah yang dipimpinnya, seperti Afrika Utara, Mesir, dan Suriah.

Ragam perayaan umumnya didasarkan pada adat dan tradisi setempat. Tradisi merayakan maulid Nabi Muhammad SAW mulai berkembang sejak zaman Wali Songo. Perayaan tersebut bertujuan untuk menarik minat masyarakat untuk memeluk agama Islam. Hingga akhirnya tradisi tersebut berkembang hingga sekarang. Melansir dari beberapa sumber, ada berbagai tradisi unik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia

1. Kirab Ampyang

Perayaan dilakukan dengan prosesi tandu berisi nasi bungkus daun jati. Kemudian, disusun menyerupai pegunungan. Tak hanya nasi, terung juga ditemani aneka buah dan sayur. Usungan bernama Ampyang diarak dan didoakan oleh tokoh agama. Kemudian, hidangan tersebut dibagikan kepada warga.

2. Grebeg Maulud

Perayaan adat ini sudah ada sejak zaman kesultanan Mataram. Kata “Gerebeg” berarti mengikuti. Secara istilah, artinya mengikuti sultan dan para pembesarnya keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, lengkap dengan bahan upacaranya, seperti nasi gunungan dan lain sebagainya.

Kemudian pada puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan upacara Grebeg Maulud yaitu iringan gunungan untuk dibawa ke Masjid Agung. Di sana, doa dan persembahan ritual diadakan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sebagian dari gunungan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat umum dengan cara memperebutkannya.

3. Muludhen

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW lainnya adalah Muludhen yang kerap digelar warga Pulau Madura, Jawa Timur. Acara ini biasanya diisi dengan pembacaan biografi Nabi (barzanji) dan ceramah agama yang juga menceritakan kebaikan Nabi semasa hidupnya.

Yap, tepat pada 12 Rabiul Awal, banyak orang yang akan mengunjungi masjid tersebut untuk merayakan Maulid Agung. Saat merayakan, para wanita biasanya akan membawa piring yang di atasnya diisi tumpeng, dikelilingi berbagai buah-buahan, yang ditusuk dengan lidi dan ditempelkan.

4. Panjang Jimat

Panjang Jimat merupakan tradisi merayakan Maulid Nabi yang dilakukan oleh Keraton Cirebon. Upacara tersebut akan dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai daerah. Selain itu, peringatan ini juga digelar di makam Sunan Gunung Jati. Makam itu juga akan dipadati orang yang sengaja ingin menghabiskan waktu di malam Maulid Nabi Muhammad SAW.

5. Bungo Lado

Bungo Ladi berarti bunga cabai. Bungo Lado adalah pohon hias dengan daun uang yang biasa disebut pohon uang. Uang kertas berbagai pecahan ini nantinya akan ditempelkan pada dahan pohon yang dipercantik dengan hiasan kertas. Tradisi ini menjadi kesempatan bagi warga dan pendatang untuk berkontribusi dalam pembangunan rumah ibadah di daerah tersebut.

Biasanya tradisi Maulid Nabi ini diadakan secara bergantian di beberapa kecamatan. Tentunya sedekah Bungo Ladi ini merupakan simbol rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada hamba-hamba-Nya.

Demikian ulasan artikel tentang Mengenali Sejarah Dan Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia, semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar