Bagaimana Sejarah Idul Adha? Begini Penjelasan Lengkapnya

Dian Hadi Saputra Desember 16, 2022

Bagaimana Sejarah Idul Adha? Begini Penjelasan LengkapnyaIdul Adha merupakan salah satu peringatan hari besar keagamaan umat Islam yang dilakukan dengan menyembelih hewan kurban, seperti sapi atau domba. Ibadah ini dilakukan pada bulan Dzulhijjah, umat Islam juga sering menyebutnya dengan hari raya kurban.

Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam merayakan Idul Adha dengan sangat gembira, karena bisa berbagi dan makan daging bersama. Apakah Anda sudah tahu tentang asal-usul Idul Adha? Yuk simak untuk menambah wawasan tentang salah satu hari besar keagamaan tersebut.

Sejarah Idul Adha

Idul Adha disebut juga hari raya haji yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, dimana umat Islam menunaikan ibadah wukuf di Arafah sebagai rukun utama menunaikan ibadah haji. Mereka mengenakan ihram yaitu pakaian serba putih dan tidak dijahit yang melambangkan kesamaan pandangan hidup dan aqidah serta kesamaan nilai dalam berbagai bidang kehidupan.

Setiap orang yang mengenakan pakaian ihram merasa memiliki derajat yang sama dan ingin mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sejarahnya, Idul Adha tidak hanya disebut sebagai hari raya haji, tetapi juga disebut Idul Qurban.

Siti Hajar Dan Ismail

Hari raya ini mengingatkan kita pada kisah keteladanan Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya sendiri yang bernama Nabi Ismail. Sebelumnya, Nabi Ibrahim bahkan telah diperintahkan untuk mengevakuasi istrinya yang bernama Siti Hajar bersama putranya di sebuah lembah yang gersang, gersang dan tidak tumbuh satu pohon pun. Lembah itu sangat sepi dan sepi, kurang lebih 1600 KM sebelah utara Palestina, padahal saat itu Ismail masih menyusui ibunya.

Meskipun Nabi Ibrahim dan istrinya tidak mengetahui apa maksud wahyu Allah yang meminta mereka melakukan hal tersebut, keduanya menerima perintah tersebut dengan ikhlas dan amanah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Siti Hajar kehabisan air sehingga dia mencari kesana-kemari antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali untuk mencari air agar bisa menyusui anaknya.

Allah kemudian mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air zam-zam agar ibu dan anak yang berbakti kepada-Nya mendapatkan sumber kehidupan. Sejak saat itu, lembah yang semula gersang kini memiliki persediaan air yang melimpah dan tidak akan pernah habis atau kering. Tidak sedikit orang dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong membeli air tersebut, yang mayoritas adalah para pedagang.

Hari ini kita mengenal lembah itu sebagai kota Mekkah, kota yang makmur dan aman. Kemakmuran kota Mekkah bahkan telah tertuang dalam QS Al-Baqarah 126, yang menjadi bukti bahwa sampai saat ini kota tersebut memiliki kemakmuran yang melimpah dengan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia. Melihat riwayat tersebut, maka Idul Adha disebut juga dengan Idul Nahr, yaitu hari penyembelihan untuk memperingati sekaligus pengingat ujian terberat Nabi Ibrahim.

Peristiwa Penyembelihan Ismail

Berkat kesabaran, ketabahan dan kepercayaan Ibrahim, Allah memberinya karunia “Khalilullah”, yang berarti kekasih Allah. Allah SWT kemudian mengizinkan para malaikat untuk menguji ketakwaan dan keimanan Nabi Ibrahim. Karena pada saat itu seorang malaikat datang dan bertanya kepada Tuhan mengapa seorang laki-laki yang sibuk dengan harta dan keluarganya bisa mendapatkan gelar kekasih Tuhan.

Disebutkan dalam kitab Misykatul Anwar bahwa kekayaan Ibrahim meliputi 100 unta, 300 lembu, dan 1.000 domba. Riwayat lain juga menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki kekayaan hingga 12.000 ternak. Meski memiliki harta yang melimpah, Ibrahim tidak melupakan dirinya dan mengabdikan hidupnya untuk beriman dan bertawakal kepada Allah.

Hal ini terlihat dari perkataannya ketika ditanya oleh seseorang tentang pemilik ternak yang banyak itu, ia justru menjawab bahwa ternak itu adalah milik Allah dan kapan saja Allah menghendaki, semuanya akan diserahkan. Dia bahkan mengatakan akan merelakan putra satu-satunya jika Tuhan meminta. Tiba di hari ketika keduanya siap menjalankan perintah Allah, setan-setan itu mengutuk Ibrahim dan mengatakan dia adalah orang tua yang jahat karena ingin membunuh anaknya sendiri yang masih kecil.

Ibrahim mengabaikan bisikan itu dan ia sudah memiliki tekad untuk menjalankan perintah Allah. Ia kemudian mengambil sebuah batu sambil mengucapkan “Bismillah Allahu Akbar”, lalu melemparkannya untuk mengusir setan yang mencoba mengganggu keimanannya. Dari sinilah kemudian menjadi asal muasal umrah haji lempar jumroh.

Melihat ayahnya yang tampak bimbang saat hendak mengayunkan pisau ke leher anaknya, Ismail meminta ayahnya untuk tidak menatap wajahnya. Saat itu Nabi Ismail telah menyerah dan Nabi Ibrahim mengambil keputusan, namun sedetik sebelum pisau hampir ditancapkan ke leher Ismail, tiba-tiba Allah memanggil untuk menghentikan perbuatan tersebut.

Demikian ulasan artikel tentang Bagaimana Sejarah Idul Adha? Begini Penjelasan Lengkapnya. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar