Mengetahui Sejarah Hari Waisak Lengkap Dengan Makna Dan Tujuannya

Dian Hadi Saputra Desember 11, 2022

Mengetahui Sejarah Hari Waisak Lengkap Dengan Makna Dan TujuannyaHari Waisak merupakan salah satu hari penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tahun ini, perayaan Waisak dilaksanakan pada tanggal 16 Mei. Ada makna penting bagi umat Buddha pada hari raya ini. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas bersama tentang sejarah, makna dan tujuan dari Hari Raya Waisak ini. Yuk, langsung kita mulai pembahasannya di bawah ini!

Apa Itu Waisak?

Sebelum membahas lebih jauh tentang Hari Raya Waisak, tentunya Anda harus mengetahui terlebih dahulu arti dari kata Waisak itu sendiri. Berakar dari kata Sansekerta waisakha, hari ini diperingati untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha, Shiddharta Gautama. Pada dasarnya, Hari Raya Waisak merupakan rangkaian ritual untuk menghormati tokoh penting dalam agama Buddha, yaitu Shiddarta Gautama. Lalu bagaimana sejarah hari besar ini?

Sejarah Hari Waisak Di Indonesia

Pada awalnya, perayaan Waisak awalnya merupakan bentuk perlawanan terhadap misi penyebaran agama Kristen yang dibawa oleh pasukan kolonial. Awalnya, Natal hanya dirayakan di daerah tersebut sebagai hari libur nasional. Kemudian Komite Pembela Buddhis dibentuk untuk melakukan penyerahan ini.

Henry Steel Olcott yang merupakan seorang teosofi Barat yang kemudian menjadi seorang Buddhis bersama para penganut dan tokoh Buddhis lainnya yang memperjuangkan pengakuan hari raya Waisak ini. Perayaan pertama diakui dan dilaksanakan secara nasional untuk pertama kalinya pada tanggal 18 April 1885, sebagai semangat pemersatu baru bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Peristiwa Yang Dirayakan

Hari Waisak adalah hari raya umat Buddha. Waisak biasanya dirayakan pada saat bulan purnama sidhi atau terang bulan, untuk memperingati tiga peristiwa penting yang berkaitan dengan riwayat hidup Sang Buddha sendiri. Tiga peristiwa penting tersebut adalah:

  • Kelahiran Siddhartha pada tahun 623 SM, di taman Lumbini, Nepal saat bulan purnama, pada bulan Waisak.
  • Sang calon Buddha mencapai pencerahan sempurna di Bodhgaya, India pada tahun 588 SM pada usia 35 tahun, saat bulan purnama, di bulan Waisak.
  • Buddha meninggal pada usia 80 tahun di Kusinagar, India pada bulan purnama, di bulan Waisak, 543 SM.

Perayaan hari Waisak Di Indonesia

Hari Waisak adalah hari raya umat Buddha. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 3 Tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983, hari libur ini merupakan hari libur nasional. Bagi umat Buddha Indonesia, ritual perayaan yang dilakukan pada hari raya ini adalah sebagai berikut:

  • Mengambil air berkah dari mata air Jumprit (umbul) di Kabupaten Temanggung dan menyalakan obor dengan api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
  • Ritual “Pindapatta”, yaitu ritual pemberian makanan kepada bhiksu/bhikkhu oleh masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berbuat baik.
  • Samadhi di puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini berdasarkan perhitungan astronomi, sehingga puncak bulan purnama dapat terjadi pada siang hari.

Perayaan juga akan dimeriahkan dengan beberapa kegiatan penunjang yang tidak mengurangi kekhidmatan, seperti pradaksina, pawai dan acara kesenian lainnya. Makna Hari Raya Waisak yang diperingati oleh umat Buddha di Indonesia dan di seluruh dunia memiliki beberapa makna penting. Berikut daftar makna yang dimaksud, yaitu:

1. Kelahiran Sang Buddha

Makna pertama jelas sebagai perayaan lahirnya Shiddarta Gautama sebagai Buddha yang mencerahkan. Dari tiga peristiwa penting tersebut, salah satunya adalah lahirnya Shiddarta saat bulan purnama antara bulan Mei, April atau awal Juni. Kelahiran Sang Buddha terjadi pada tahun 623 SM di Taman Lumbini yang terletak di Kapilavastu, di perbatasan antara Nepla dan India. Shiddartha lahir dari rahim seorang Ratu bernama Mayadevi. Taman Lumbini diresmikan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

2. Sang Buddha Mendapat Penerangan Sempurna

Makna kedua berkaitan dengan peristiwa ketika Shiddarta mencapai pencerahan sempurna di Bodhgaya, India pada tahun 588 SM pada usia 35 tahun, saat bulan purnama, di bulan Waisak. Pencerahan sempurna ini diperoleh melalui serangkaian proses meditasi. Setelah bertapa di Pohon Bodhgaya, yang terletak di sebuah kota kecil di India. Kota itu bernama Bihar.

3. Memperingati Kematian Sang Buddha

Makna berikutnya adalah sebagai peringatan wafatnya Sang Buddha, pada usia 80 tahun yang terjadi pada tahun 543 SM. Sang Buddha wafat di Kusinara, yang sekarang disebut Kushinagar, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India. Di kota Kushinagar terdapat pusat ziarah Buddhis bertaraf internasional yang selalu ramai pengunjung, baik untuk tujuan ziarah maupun wisata.

Demikian ulasan artikel tentang Mengetahui Sejarah Hari Waisak Lengkap Dengan Makna Dan Tujuannya, semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar